Seni patung adalah suatu hasil ekspresi jiwa manusia, yang berbentuk tiga dimensi yang bertujuan untuk dinikmati keindahannya. Dikatakan tiga dimensi karena memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi (volume). Dan dapat dinikmati dari segala arah.
Seni patung mempunyai berbagai jenis ukuran, dari yang kecil hanya untuk pajangan di lemari maupun untuk hiasan diatas meja, sampai yang besar bahkan puluhan meter tingginya. Bentuk terakhir ini kemudian dapat disebut sebagai monumen. Monumen biasanya dibangun untuk melambangkan adanya peristiwa sesuatu pada suatu tempat berdirinya monumen.
Ada juga patung yang dibangun sebagai tanda penghormatan terhadap seseorang. Misalnya patung Jenderal Sudirman, patung Pangeran Diponegoro, dan masih banyak lagi yang lainnya. Pada umumnya patung dibuat dalam bentuk manusia atau binatang, tetapi semakin berkembangnya zaman, akhirnya bentuk patung kini semakin beragam.
Pada umumnya patung diciptakan untuk memenuhi kebutuhan batin atau dinikmati keindahannya saja. Dengan kata lain patung menurut fungsinya masuk dalam kategori karya seni rupa murni. Namun, pada zaman ini patung tidak hanya untuk dinikmati keindahannya saja, tetapi juga untuk sarana menarik perhatian para konsumen dalam dunia penjualan.
Kerajinan patung sudah ada sejak dahulu kala dan berkembang sampai sekarang. Jenis dan bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan patung pun beragam. Mulai dari bahan bahan yang lunak seperti kayu, tanah liat dan semen, dan maupun dari bahan yang keras seperti batu dan logam.
Zaman dahulu seni patung menjelaskan tentang jalan kehidupan manusia dan ide jamannya yang ditampilkan ke dalam bentuk fisik. Misalnya pada jaman Yunani kuno dan abad pertengahan orang lebih banyak menyukai patung bentuk manusia. Dan para pematung modern saat ini lebih banyak menguraikan ide-idenya dan segi ideal masyarakatnya.
Sejarah dari seni patung
Seni patung di Indonesia berkaitan erat dengan seni ukir. Berdasarkan sejarah, bangsa Indonesia mengenal seni ukir sekitar tahun 1500 SM yaitu pada zaman batu muda (Neolitik).
Nenek moyang kita (Indonesia) menciptakan ukiran-ukiran terhadap kapak batu tempaan, tanah liat, dan bahan-bahan lain. Dengan motif dan pengerjaan yang amat sangat sederhana sekali. Bahan-bahan yang digunakan adalah tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, dan tanduk hewan. Motif yang dibuat juga masih sangat sederhana sekali, yakni bentuk geometris berupa garis, titik, dan lengkungan.
Seni ukir juga sudah terasa berkembang pada zaman perunggu di tahun 500 hingga 300 SM yang sudah menggunakan bahan perunggu, emas, dan perak. Mereka juga bahkan sudah mengenal teknik cor, dan memiliki variasi motif yang sangat beraneka ragam.
Nah, untuk perkembangan seni ukir di Indonesia terasa berkembang pesat setelah masuknya agama Hindu, Budha dan Islam. Karena pada era itu, untuk penghormatan terhadap para Raja, maka dibuatlah ukiran terhadap candi-candi dan prasasti. Bahkan, ukiran juga dapat ditemukan didalam keris, tombak, batu nisan, dan alat-alat kesenian seperti Gamelan dan Wayang.
Motif-motif yang ada ini sering kali berkisah tentang para Dewa dan para Pahlawan. Dan ketika seni ukir menemui era keemasannya, barulah banyak penduduk mengenal adanya seni pahat atau seni patung.
Masyarakat bersikeras untuk menciptakan sesuatu yang lebih indah dan menarik lagi. Tidak hanya mengukir, tetapi menciptakan sebuah bentuk. Yaitu seni yang menghasilkan bentuk tiga dimensi yakni seni patung.
Itulah sedikit ulasan mengenai pengertian dari seni patung. Kami Sanggaralle sudah menekuni bidang ini sejak tahun 1998.